Jakarta, Suaranusantara.co – Public Speaking Training dan Presentasi Efektif dan Sense of Belonging menjadi agenda hari ini, Sabtu (27/11). Wakil Rektor 3 Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Al-Azhar Indonesia, Dr. Faisal Hendra, Lc, M.A. membuka pertemuan dengan ucapan selamat datang, sambutan dan arahan. Disampaikan bahwa duta-duta dari kalangan mahasiswa/i dan pihak UAI membangun sinergi karena kedua belah pihak sama-sama memperoleh benefit yang berharga.

Sesi berlanjut saat Psikolog, Andri Hadiansyah, M.Psi. yang menyampaikan materi Presentasi Efektif dan Sense of Belonging dengan kemasan debriefing yakni penjabaran teori setelah praktik dilakukan terlebih dahulu tanpa penjelasan. Misalnya saat trainer meminta peserta melepas sepatu dan membuka kaos kaki lalu 4 volunteers mesti maju ke dekat panggung dengan bertelanjang kaki. Walau di benak mungkin sudah penuh dengan tanda tanya, semua peserta menuruti permintaan ini. Namun ketika pecahan-pecahan kaca dan beling dikeluarkan dari sebuah koper lalu digelar, barulah semua terhenyak. Perasaan takut menggayut. Bagaimana melawan rasa ngeri atau takut? Nah, itulah tantangannya! Pada saat 4 peserta mencoba melangkah dan menginjak pecahan beling itu, ternyata kaki mereka tidak terluka ataupun berdarah.
ToT Presentasi Efektif dan Sense of Belonging Universitas Al-Azhar Indonesia #UAI #Ambassador #publicspeaking #training pic.twitter.com/x5Mfmr56LK
— Anna Saraswati (@anna_fhuai) November 27, 2022
Get Rid of Your Fear!
Saat peserta berhasil melampaui pecahan-pecahan beling tanpa terluka, timbul perasaan yang berbeda. Ketakutan seakan sirna, berganti dengan keyakinan yang membangkitkan rasa percaya diri.
Maka dari titik ini, trainer telah mulai mengajak peserta untuk melakukan debriefing. Bahwa perasaan-perasaan yang semula berkecamuk sedemikian itulah yang bermunculan di dalam benak, ketika seseorang akan berdiri untuk berbicara di depan publik. Pasti ada perasaan cemas, takut, grogi, panik dan sebagainya. Ini sama halnya seperti saat harus menginjak pecahan beling-beling. Namun ketika keberanian sudah mulai muncul, penyampaian untuk presentasi akan berhasil dilakukan.
Kecemasan ini adalah hal yang lumrah dan umum terjadi. Sehingga yang diperlukan adalah persiapan dan penguasaan materi. Membangun engagement dengan audiens juga memiliki teknik tersendiri. Skills akan semakin meningkat seiring bertambahnya jam terbang.

Teknik Public Speaking
Pembicara kedua, Wildan Hakim, S.Sos, M.Si. menyarankan agar memulai kegiatan apapun dengan do’a tak terkecuali public speaking. Melengkapi presentasinya, Wildan menjelaskan tentang attitude dan bagaimana pembicara menyesuaikan penyampaian dengan target, apakah karyawan, orang tua, guru atau murid SMA.
Dalam praktik public speaking, pembukaan dengan teori ice breaking berguna untuk mencairkan suasana. Setiap orang dapat dengan kreatif melakukan dan mengembangkan berbagai teknik. Wildan memberikan beberapa contoh dan beberapa peserta langsung mempraktikkan. Misalnya memperkenalkan diri dengan berpantun, atau penyampaian dengan selingan humor. Teknis seperti ini sangat bermanfaat untuk membangun engagement, sehingga timbul kedekatan dengan audiens.(Red/SN)