Oleh: Anna Saraswati @annaversary__
Jakarta, Suaranusantara.co –La Pêche Noire Serenade, Seni Instalasi Phangsanny. Minat terhadap puisi kuno karya penyair Prancis menginspirasi desainer perempuan Indonesia bernama Phangsanny, sehingga menghadirkan fashion show dengan cara yang berbeda dengan mengangkat tema “La Pêche Noire” yang melukiskan tentang pahit manis (bittersweet) dan hitam putih cinta.
Meski pameran instalasi ini sudah berlalu cukup lama tapi keindahan karya yang mengesankan yang sempat saya lihat saat itu, tidak hilang.
“Untuk acara ini, everything very smooth dan happy sekali bisa melakukan acara yang tidak selalu komersil,” ungkap Phangsanny.
Kali ini, saya tidak ke pameran jualan, bukannya tidak butuh uang. Tapi kalau Kita jujur dengan diri sendiri, kita perlu mengeksplorasi diri yang tidak harus disetir oleh market. Di sini saya bersama teman-teman bebas mau apa saja terserah kami. Ini seperti playground untuk kami bersenang-senang sekaligus beramal,” lanjutnya.
Phangsanny menampilkan rancangannya dalam nuansa seni instalasi, dan berkolaborasi dengan para seniman, termasuk antara lain:
- Photographers: Andre Suryasaputra, Anton Johnsen, Mario Nugroho, Stanley Allan
- Cinematographer: Wiki Lee
- Illustrators: Heavenly Poetrysanny, Natasha Shines Art
- Installator: Dhea, Sally Joseph
- Make-up Artists: Adrian Suryapradipa, Mimi Kwok, Erika Jennings
- Hair Stylists: Arnold M. Dominggus, Jeffry Welly
- Fashion Stylist: Thornandes James
- Accessories Designer: Marsel Hober, Noriko Emmy
- Food Engineer: Mansour Ghaffarzadeh
- Presenter: Agustin Ramli
- Model: Katya Talanova
- Nail Artist: Windy Tantono
- Curator: Gie FK
Pameran Instalasi
Perancang busana lain biasanya menampilkan karya terbaru dalam setiap fashion show, sedangkan Phangsanny menyuguhkan karya-karya terbaiknya dalam La Pêche Noire. Pameran instalasi ini sarat dengan puisi cinta dalam bentuk pameran seni ini tersebar di dua area, Black & White.
Desainer ini butuh waktu 30 hari untuk menyelesaikan 40 gaun untuk pameran ini. Semua desain memiliki karakteristik kemewahan dalam kesederhanaan, cutting yang sempurna dan material berkualitas.
Salah satu karya yang menjadi andalannya adalah One hundred hearts for you to break. Koleksi tersebut terdiri dari 100 hati hitam membentuk gaun berhati emas yang retak yang melambangkan kemurnian cinta yang terluka tapi terus menetap. Dengan demikian desain ini melambangkan cinta yang tidak sanggup pergi.
“Cinta adalah sesuatu yang universal, dan selalu merupakan sesuatu isu seiring waktu. Anda tak akan pernah dapat bertemu dengan dua jenis cinta yang sama dalam masa kehidupan Anda”. @Annaversary